Mantan Presiden Suharto memang sudah meninggal. Saya tidak akan berkomentar tentang pro kontra soal Pak Harto, status kepahlawanan, korupsi, atau hal-hal politis lainnya. I'm not interested in such things. Saya hanya ingin menulis tentang bahasa saja, haha. Dan anyway, menurut saya salah satu hal yang paling khas tentang Pak Harto adalah cara berbicaranya.
Seperti kita tahu, Pak Harto punya gaya khas dalam berbicara. Hampir semua orang pasti langsung mengenali kalau kalau Pak Harto berbicara. Pasti ada akhiran -ken, itu yang paling jelas. Kemudian ada juga penggunaan "daripada," "anem" (enam), dan semacamnya. Kemungkinan besar ini karena pengaruh interferensi bahasa Jawa. Gaya bicara khas seseorang seperti ini disebut idiolek (atau idiolect dalam bahasa Inggris).
Untuk definisi yang lebih jelas, dalam usingenglish.com disebutkan demikian:
"A person's idiolect is their own personal language, the words they choose and any other features that characterise their speech and writing. Some people have distinctive features in their language; these would be part of their idiolect, their individual linguistic choices and idiosyncrasies."
Sedangkan di Wikipedia disebutkan demikian:
"An idiolect is a variety of a language unique to an individual. It is manifested by patterns of word selection and grammar, or words, phrases, idioms, or pronunciations that are unique to that individual. Every individual has an idiolect; the grouping of words and phrases is unique, rather than an individual using specific words that nobody else uses."
Setiap orang memiliki idiolek sendiri. Ini yang membedakan seseorang dari orang lain. Jika teman Anda menelepon Anda mungkin Anda bisa mengenali siapa dia dari idioleknya.
Semoga dengen adanya tulisan singkat ini Anda bisa mendapatken tambahan informasi daripada ilmu linguistik :).
Seperti kita tahu, Pak Harto punya gaya khas dalam berbicara. Hampir semua orang pasti langsung mengenali kalau kalau Pak Harto berbicara. Pasti ada akhiran -ken, itu yang paling jelas. Kemudian ada juga penggunaan "daripada," "anem" (enam), dan semacamnya. Kemungkinan besar ini karena pengaruh interferensi bahasa Jawa. Gaya bicara khas seseorang seperti ini disebut idiolek (atau idiolect dalam bahasa Inggris).
Untuk definisi yang lebih jelas, dalam usingenglish.com disebutkan demikian:
"A person's idiolect is their own personal language, the words they choose and any other features that characterise their speech and writing. Some people have distinctive features in their language; these would be part of their idiolect, their individual linguistic choices and idiosyncrasies."
Sedangkan di Wikipedia disebutkan demikian:
"An idiolect is a variety of a language unique to an individual. It is manifested by patterns of word selection and grammar, or words, phrases, idioms, or pronunciations that are unique to that individual. Every individual has an idiolect; the grouping of words and phrases is unique, rather than an individual using specific words that nobody else uses."
Setiap orang memiliki idiolek sendiri. Ini yang membedakan seseorang dari orang lain. Jika teman Anda menelepon Anda mungkin Anda bisa mengenali siapa dia dari idioleknya.
Semoga dengen adanya tulisan singkat ini Anda bisa mendapatken tambahan informasi daripada ilmu linguistik :).
Labels: Linguistics
6 Comments:
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Demikian komen daripada saya, demikian saya sampaiken... :P
ah aku ki ketok yen skip moco ya?
Soalnya daripada para menteri-menteri jaman orba, banyak yang daripada meniruken gaya bahasa tersebut.
yang lain tentang pro kontra..nina dong..keren..
terusken nina usahanya..lanjutken perjuanganmu..
makasih med
@puput,
coba kamu yang adakan penelitian put..
@starboard,
itu hanya contoh, kalo ternyata diikuti menteri2 orba ya itu lain soal..
@stey,
makasih mbak..merdeka!
@hidayatullah,
terima kasih sudah berkunjung..