Blogger Template by Blogcrowds.

Yippee!! I finally managed to go on vacation!! I went to Karimunjawa island last weekend (December 22nd-24th, 2007) with Nining, Mbak Yuli, Ahmed, Yudi, and Hatta. It was really awesome (but not my sea sick part when we got back to Semarang of course..haha). We left for Karimunjawa from Semarang port, Tanjung Emas, by KMC Kartini (a speed boat). It was a nice trip, but I spent most of my time sleeping...haha. Terrible, but I didn't want to get sick in the boat, heheh.

The boat arrived at Karimunjawa after sailing for almost 4 hours or so, and we finally smelt Karimunjawa. It looked really cool, clear water and all that. Then we spent the night in a homestay, and the best thing is that it was cheap, and we shared the room for 3 people so it was much cheaper, heheh. The room was clean too. Food was easy to find, you could find a small diner near the homestay and the price is affordable too for backpackers. It rained a lot when we were there, so I guess December wouldn't be the best time to visit. You could hardly do anything but staying at the homestay and had some coffee or tea. The wind was pretty strong too. We spent the night playing poker before going to bed. We smeared the loser's face with baby powder so we looked terrible. And bad part was that I lost many rounds of the game, so there was barely any space left on my face...haha..well, Ahmed lost many rounds too so I guess I didn't do that bad, heh. Hatta never lost any single round...we just "hated" him..hahaha.

You can't say you have visited Karimunjawa if you don't try snorkeling and see the coral reef. So I tried though I couldn't even swim, hahah. I was terrible in the water, but it was fun though. You could also take a glass bottom boat to see the underwater coral reef and other marine life. It looked really awesome! I kept looking for Spongebob and friends, hahah. It was raining when we were on the boat and did the snorkeling thing, but the water was pretty warm when we swam, so it wasn't that bad. Then we went to this shark breeding or hatchery (or whatever the name is), played with the sharks some (and they were all tame, at least no one got bitten, haha). I didn't swim with the sharks though, but I would surely love to next time. Other thing we did was walking on the beach.. something like that. I looked for hermit crabs but I didn't find any. But I did get some cool shells, heheh.

We should have got back to Semarang on Sunday 23rd, but the wind was too strong and the weather was so bad that the boat were not allowed to sail (wave was 5 meters high they said). So we decided to go back to the homestay and spent one more night there. I think in May-August the weather is good, so it will be a good time to visit. Sun shines and all that.

I think there are still more to explore in the Karimunjawa islands. I only visited two of them. The biggest ones I think. Still would like to see the other spots of course. There has to be Advanced Karimunjawa, hahaha. If I even failed in this introduction course I wouldn't mind repeating it another time...hahahah.

Here are some pictures I took. Better pictures are from my friends' camera, but they haven't uploaded them. Will upload some more later.

PS: I have added some pictures from Ahmed and Nining's camera.
Sunrise...too cloudy I guess.
Huts on the sea
StrandedHail to the sea, Nining
On becakWhite sandPoker night

Yep, work harder, read more, do things you have to do, meet the deadlines on time...

Stop slacking off too much Nina...

  1. Pidgin dan Creole

a. Pidgin

Pidgin adalah bahasa yang berkembang sebagai alat komunikasi antara dua kelompok orang yang belum mempunyai bahasa yang umum. Bahasa ini merupakan penyederhanaan dari dua bahasa atau lebih. Bahasa pidgin tidak mempunyai penutur asli (native speaker). Bahasa ini terbentuk secara alami di dalam suatu kontak sosial yang terjadi antara sejumlah penutur yang masing-masing memiliki bahasa ibu. Bahasa pidgin cenderung mencampuradukkan kosa kata, bunyi, dan bentuk-bentuk gramatikal dari kedua bahasa.

Bahasa pidgin terbentuk ketika pengguna suatu bahasa terlibat dalam suatu pedagangan dengan pengguna bahasa lain. Penggunaan bahasa pidgin juga bisa terjadi di suatu perkebunan yang dikepalai oleh pengguna bahasa lain atau orang asing (bukan pemakai bahasa setempat) dan tidak satupun dari kedua pemakai bahasa (pekerja dan pengawas) mengerti bahasa masing-masing.

Dalam setting perkebunan, fungsi lain bahasa pidgin adalah untuk memudahkan para pekerja untuk berkomunikasi satu sama lain, karena para pekerja perkebunan itu tidak berbicara dalam bahasa yang sama. Bahasa pidgin juga bisa terjadi di kota-kota pelabuhan tempat bertemunya pedagang dan pelaut dari berbagai bangsa yang mempunyai bahasa ibu yang berbeda.

Bahasa pidgin juga bisa terbentuk karena adanya penjajahan. Misalnya pada bahasa pidgin Karibia. Karena pulau-pulau tropis dijajah, masyarakatnya direstrukturisasi, yaitu minoritas beberapa bangsa Eropa sebagai penguasa dan sejumlah besar orang-orang non-Eropa sebagai buruh. Para buruh itu, baik penduduk asli ataupun budak, biasanya datang dari kelompok yang berbahasa berbeda dan perlu berkomunikasi sehingga muncullah bahasa pidgin.

Karena bahasa pidgin terbentuk sebagai bahasa campuran dan hanya digunakan sebagai alat komunikasi di antara mereka yang berbahasa ibu berbeda itu, bahasa pidgin tidak memiliki standardisasi, otonomi, historisitas, dan vitalitas.

Contoh bahasa pidgin english di Papua New Guinea:

“Bipo tru igat wanpela liklik meri nau nem bilong em Liklik Retpela Hat.” (‘A long time ago, there was a little girl named Little Red Riding Hood.’)

b. Creole

Creole pada awalnya adalah orang keturunan Eropa yang lahir dan dibesarkan di suatu koloni tropis. Creole adalah bahasa pidgin yang struktur dan kosa katanya telah diperluas serta telah memiliki fungsi-fungsi yang diperlukan untuk menjadi bahasa pertama.

Jika bahasa pidgin sudah cukup lama digunakan, bahasa pidgin menjadi lebih kaya kosa kata dan strukturnya menjadi lebih kompleks, dan kemudian menjadi bahasa creole. Bahasa creole mengembangkan cara-cara untuk menandakan makna seperti bentuk waktu pada kata kerja, infleksi maupun afiks. Bahasa creole juga sudah mempunyai penutur asli.

Kebanyakan bahasa creole adalah bahasa yang berasal dari bahasa Eropa, misalnya kosa kata yang diambil dari satu atau lebih bahasa Eropa, seperti bahasa Inggris, Portugis, Spanyol, Prancis, dan Belanda. Bahasa creole Inggris dan Prancis adalah yang paling umum di New World. Bahasa creole Spanyol, Belanda, dan Portugis sangat umum di tempat lain dan bahasa ini penting dalam perkembangan seluruh bahasa creole (bahasa creole Spanyol di Filipina, bahasa creole Portugis di Asia Selatan, Tenggara, dan Timur)

Contoh bahasa pidgin yang telah menjadi bahasa creole dapat dilihat pada tabel berikut:

Tok Pisin

English

Tok Pisin

English

Bik

Big, large

Bikim

To enlarge, to make large

Brait

Wide

Braitim

To make wide, widen

Daun

Low

Daunim

To lower

Nogut

Bad

Nogutim

To spoil, damage

Pret

Afraid

Pretim

To frighten, scare

Jika bahasa creole telah bekembang, ia dapat berfungsi secara politis, pendidikan, kesusastraan, administrasi, dan lain-lain. Bahasa creole bisa menjadi bahasa standar, bahasa nasional, maupun bahasa resmi, misalnya Tok Pisin yang menjadi bahasa resmi di Papua New Guinea.

Dalam masyarakat dengan pembagian sosial yang masih kaku, bahasa creole bisa tetap menduduki fungsi L, di samping bahasa H yang resmi disetujui, misalnya pada bahasa diglosia Haiti. Jika bahasa creole digunakan bersama bahasa standar dalam suatu masyarakat di mana rintangan sosialnya (social barrier) bisa diatasi, bentuk-bentuk bahasa creole cenderung berubah berdasarkan bahaasa standar itu. Proses ini disebut decreolisasi. Pada akhirnya, akan ada rangkaian kesatuan (continuum) ragam antara bahasa standar dan bahasa creole. Hal ini dikenal dengan nama post-creole continuum. Contohnya bisa ditemukan di Jamaica dan Guyana.

Referensi:

Chaer, Abdul & Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fasold, Ralph. 1990. The Sociolinguistics of Language. Oxford: Basil Blackwell

Holmes, Janet. 1992. An Introduction to Sociolinguistics. New York: Longman.

  1. Bahasa standar

Bahasa standar merupakan bahasa tertulis dan telah mengalami regularisasi dan kodifikasi, misalnya dalam tata bahasa dan dalam kamus. Bahasa standar juga berfungsi sebagai bahasa resmi dan merupakan dialek tertentu yang memiliki kedudukan khusus karena pengaruh sosial, ekonomi dan politik yang membuatnya menjadi prestisius dan berpengaruh. Jadi dengan kata lain, bahasa standar memiliki fungsi yang lebih tinggi (fungsi H) dari ragam bahasa yang digunakan sehari-hari (fungsi L).

Menurut Puttenham, bahasa standar, dalam hal ini bahasa Inggris standar, adalah ragam bahasa yang digunakan oleh Royal Court dan orang-orang yang tinggal di daerah sekitar 60 mil dari London. Di daerah itu, selain Royal Court, juga terdapat universitas Oxford dan Cambridge. Daerah-daerah itulah yang menjadi pusat politik, sosial, dan intelektual, sehingga dialek yang digunakan di daerah itulah yang menjadi dialek standar bahasa Inggris saat ini.

Telah dijelaskan bahwa bahasa standar mengalami kodifikasi. Ada beberapa hal penting mengenai kodifikasi bahasa antara lain:

a. Kodifikasi adalah membuat bahasa memiliki sistem

b. Kodifikasi adalah proses mendeskripsikan bahasa ke dalam tata bahasa dan kamus

c. Kodifikasi biasanya berdasarkan kriteria bahasa yang digunakan anggota masyarakat yang terpelajar dan berkedudukan tinngi

d. Subjek kodifikasi adalah ragam bahasa tertentu yang telah memiliki kedudukan khusus karena pengaruh sosial, ekonomi, dan politik.

Setiap ragam bahasa bisa menjadi bahasa standar jika bahasa itu tertulis, dikodifikasikan, prestisius, digunakan oleh orang-orang yang berpengaruh dan memiliki fungsi tinggi (fungsi H). Jika suatu ragam bahasa dianggap prestisius, bahasa itu akan cepat menyebar ke masyarakat luas. Bahasa standar ini dapat menjadi alat komunikasi antar wilayah yang memiliki bahasa yang berbeda (bahasa daerah). Contoh bahasa standar adalah bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa resmi masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia telah mengalami standardisasi serta memiliki fungsi yang lebih tinggi.

  1. Lingua franca

Lingua franca adalah sebuah sistem linguistik yang digunakan sebagai alat komunikasi sementara oleh para partisipan yang mempunyai bahasa ibu yang berbeda. Seperti halnya bahasa Latin yang dahulu merupakan lingua franca bagi bangsa-bangsa di Eropa, bahasa Melayu pernah menjadi lingua franca bagi suku-suku bangsa yang ada di wilayah nusantara. Baik bangsa-bangsa di Eropa maupun suku-suku bangsa di Indonesia itu mempunyai bahasa vernakular yang berbeda, jadi untuk komunikasi antarbangsa dan antarsuku bangsa diperlukan sebuah bahasa yang menjadi lingua franca.

Berdasarkan sejarah, istilah lingua franca (dalam bahasa Italia berarti “bahasa Frankish”), atau sabir (“mengetahui”/to know”) pada mulanya adalah bahasa pidgin yang digunakan di daerah Mediterania pada sekitar awal abad ke-14 dan masih digunakan pada abad ke-20. Bahasa ini sekarang telah punah, tetapi masih mempunyai basis yaitu bahasa Italia dengan campuran bahasa Spanyol, Yunani, Prancis, dan Arab. Penyebutan bahasa itu sebagai bahasa Franks adalah karena orang-orang Arab pada jaman pertengahan menyebut orang-orang Eropa Barat dengan sebutan “Franks.”

Pemilihan suatu bahasa menjadi lingua franca adalah berdasarkan adanya kesalingpahaman antara sesama mereka. Di beberapa negara, lingua franca yang paling banyak digunakan adalah bahasa resmi atau bahasa nasional negara tersebut. Bahasa Indonesia/Melayu/Malaysia masih menjadi lingua franca di kawasan Asia Tenggara. Bahasa Inggris di India dan di Filipina yang diangkat secara politis menjadi bahasa resmi kenegaraan adalah juga karena bahasa Inggris itu telah menjadi lingua franca di kedua negara itu.

Suatu lingua franca sering berkembang karena adanya hubungan perdagangan. Misalnya di Afrika Barat, bahasa Hausa dipelajari sebagai bahasa kedua dan digunakan di hampir setiap pasar/tempat perdagangan. Bahasa Swahili di Afrika Timur adalah bahasa perdagangan yang paling sering digunakan hingga membuat Tanzania memilih bahasa itu sebagai bahasa nasional mereka.

Karena dasar pemilihan lingua franca adalah saling pengertian antara para penggunanya, maka bahasa apa pun, termasuk pidgin atau creole dapat mejadi sebuah lingua franca.
(bersambung)

Lebih dari setengah populasi dunia menggunakan dua bahasa dan banyak orang berbicara lebih dari satu bahasa. Mereka menggunakan lebih dari satu bahasa karena mereka memerlukan bahasa-bahasa itu untuk tujuan yang berbeda dalam kehidupan mereka. Di Indonesia misalnya, dengan ratusan juta penduduknya, memiliki ribuan bahasa. Sosiolinguistik telah mengembangkan beberapa cara untuk mengategorikan bahasa berdasarkan status dan fungsi sosialnya. Tulisan ini akan membahas kriteria yang digunakan dalam sosiolinguistik untuk membedakan variasi linguistik dan kode pada masyarakat multilingual tersebut.

  1. Bahasa vernakular

Jenis bahasa vernakular adalah bahasa umum yang digunakan sehari-hari oleh satu bangsa atau satu wilayah geografis, yang bisa dibedakan dari bahasa sastra yang dipakai terutama di sekolah-sekolah dan dalam kesusastraan.

Ciri-ciri bahasa vernakular antara lain :

  • Belum distandarkan
  • Bahasa itu pertama didapatkan dari rumah
  • Fungsinya relatif terbatas

Jadi dengan kata lain bahasa vernakular memiliki ciri otonomi, historisitas, dan vitalitas, tetapi tidak mempunyai ciri standarisasi.

Ada ratusan bahasa vernakular, misalnya bahasa Buang di Papua New Guinea, selain itu juga bahasa pribumi Eropa pada abad pertengahan, sebagai kebalikan dari bahasa Latin, yang pada waktu itu menjadi lingua franca di seluruh Eropa. Banyak dari bahasa vernakular yang belum ditulis atau dideskripsikan. Sejumlah bahasa daerah di Indonesia yang belum dikodifikasikan bisa termasuk bahasa vernakular. Dalam suatu masyarakat multilingual, banyaknya bahasa suku atau etnik yang digunakan oleh kelompok-kelompok yang berbeda dianggap sebagai bahasa vernakular.

Dalam pengertian luas, bahasa Jawa di Indonesia bisa disebut bahasa vernakular, karena bahasa itu pertama didapatkan dari lingkungan keluarga, Tetapi, bahasa Jawa juga bisa dianggap bukan bahasa vernakular karena bahasa Jawa telah mengalami kodifikasi seperti halnya bahasa Bali. Telah ditahui bahwa ada bahasa Jawa dan bahasa Bali baku.

Bahasa Spanyol yang dipakai di Amerika juga bisa disebut bahasa vernakular, karena dipakai di lingkungan tertentu atau di rumah oleh orang-orang yang berbahasa Spanyol saja, tetapi di Spanyol, Uruguay, atau Chile, ahasa tersebut bukan merupakan bahasa vernakular.

Bahasa vernakular biasanya merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk percakapan sehari-hari di rumah dan di lingkungan teman dekat. Tetapi pada bahasa Ibrani, bahasa ini berkembang dari bahasa ritual dan keagamaan menjadi bahasa sehari-hari. Bahasa Ibrani (Hebrew) pada awalnya tidak memiliki penutur asli dan bukan dianggap sebagai bahasa vernakular. Bahasa Israel ini mengalami proses yang disebut vernakularisasi menjadi bahasa nasional Israel. Fungsinya meluas menjadi fungsi eksklusif H dan fungsi L. Dari bahasa ritual, bahasa Ibrani menjadi bahasa yang digunakan untuk percakapan sehari-hari atau bahasa vernakular.

(bersambung)

Ini resep coba-coba, memanfaatkan biskuit kalengan sisa Lebaran yang sering nggak laku (kalah pamor sama roti kering, hahah). Browsing-browsing dikit nyari resep dasar, terus akhirnya dengan sentuhan Nina jadilah seperti ini. Kelihatannya memang gimana gitu...nggak cakep (mau bilang nggilani gak tega) yah..haha...tapi dengan sedikit bunga di situ mudah-mudahan jadi kelihatan sedikit menarik, heheh.


Ini resepnya kalo mau coba buat sendiri.
Bahan:

  • Biskuit kalengan, mereknya terserah. Dihancurkan, kemudian haluskan pakai blender.
  • 1 cangkir susu kental manis, boleh yang putih atau coklat.
  • Mentega dicairkan.
  • Kacang (mede atau kacang tanah juga boleh, tapi saya pakai semuanya biar maknyus) sangrai, dihancurkan atau diblender.
  • Coklat dilelehkan.
Cara membuat:
Campur biskuit dan kacang, tambahkan susu cair, coklat, dan mentega, aduk rata. Kalau sudah rata, buat bola-bola sambil dikepal-kepal agar padat. Beri lapisan coklat leleh (coating), lalu taburkan meses. Simpan di kulkas.

Tidak perlu ditambah rhum karena biskuitnya sudah wangi. Tidak perlu ditambah gula juga, semua sudah manis. Kalau kurang manis pandangi foto saya saja. Halah.

That's all?? Yep, that's all. Mudah bukan?? (bukaaannnn!)

Selamat mencoba!

Trip to Kendal

I went to Kendal (a city near Semarang) with my sister, uncle, and cousin to see these waterfalls. The first one, Curug Sewu (curug = waterfall, sewu = 1000, so 1000 waterfalls?? doesn't make sense after you see the place, hahah), wasn't so cool. The water looked muddy so we didn't go down to see it. Then we went to the other place, in Gonoharjo. There was this hot spring and then you could see waterfalls if you would hike. I had to struggle (plus I was hungry) to get to the top just to see the small waterfall..haha. I wanted to give up before getting there, but it didn't seem worth it because it was already too far to go down. Well, at least I did some exercise...hahaha. Here are the pictures:

Curug Lawu

Curug Benowo in Gonoharjo

This tree was near the hot spring. No reason for taking this picture. It just looked huge and cool.

The path to achievement...heheh..

Dear Dad,

Dear dad,
I am sick of that rat
squeaking every night
it is really annoying like a brat
it even knows the trap you set

Dear dad,
why don't you allow us to have a cat?
at least it can chase that rat
and won't make us mad
and will stop us from complaining about that

Dear dad,
that rat is damn smart
what a little bastard...

Another silly rhyming poem..haha...

My Blog Stat

Ini adalah statistik blog saya. Pencarian yang paling banyak adalah pencarian dengan kata kunci "kalimat efektif" dan posting yang paling banyak dibuka adalah tulisan mengenai membuat kalimat efektif.

Kata kunci yang paling banyak digunakan:

Posting yang paling banyak dibuka:


Semoga tulisan saya membantu :).

Communicative Language Teaching (CLT) merupakan suatu metode pengajaran bahasa yang merupakan pengembangan dari metode-metode sebelumnya seperti metode Situational Language Teaching dan metode Audio Lingual. Salah satu ciri utama dari CLT adalah adanya kombinasi antara aspek-aspek bahasa secara fungsional dan struktural. Secara struktural, CLT menekankan pada sistem grammar atau tata bahasa, sedangkan fungsional menekankan pada penggunaan bahasa itu.

CLT juga menekankan pada situasi, misalnya dalam situasi yang bagaimana suatu tuturan diucapkan. Dalam CLT terdapat berbagai kemampuan berbahasa yang terintegrasi (integrated skills) yang mencakup kemampuan reading, writing, listening, speaking, vocabulary, dan grammar. Jadi, melalui CLT ini para pembelajar bahasa asing diharapkan dapat menguasai atau terampil berbahasa, tidak hanya menulis tetapi juga berbicara dan tentunya dengan tata bahasa yang benar.

Adapun beberapa tujuan CLT antara lain :

  • Siswa akan belajar menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan sesuatu.
  • Siswa akan menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan pendapat dan penilaian.
  • Siswa akan belajar mengekspresikan fungsi-fungsi yang paling sesuai untuk berkomunikasi.

CLT menggunakan hampir setiap kegiatan yang melibatkan pembelajar dalam suatu komunikasi yang autentik. Littlewood (1981) membedakan dua jenis kegiatan:

  • Kegiatan komunikasi fungsional

Kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan (skill) dan fungsi bahasa tertentu, tetapi tetap melibatkan komunikasi.

  • Kegiatan interaksi sosial

Misalnya percakapan dan diskusi, dialog dan bermain peran (role play).

I was sitting here in front of my computer, working and listening to music..well, and chatting with my friends and colleagues online (heheh). Suddenly this strong wind blew, I thought that was just a common wind, I mean, won't cause damage. But it blew stronger and suddenly blew off the roof in the dining room behind me. That was crazy. I was surprised and thought my computer was going to explode..haha...

This is what the roof looks like now:



And this:

My uncle is fixing it now. Open for help and donation anyways...hahaha...kidding :p.

PS: not sure if it was really 5 seconds...it was so quick.

Exams are already over!! Papers are done. No class anymore at least for a month. Yeeha!! Only work...some books to proofread, still on deadline as usual but I hope I can handle it. One month holiday...hmm...still don't know what I'm gonna do. Have a vacation plan with my friends but I don't know how that is going, haha. I guess they're busy with their work too.

Nining came up with an idea about joining this outbound thing but the plan is not fixed yet. Had an idea popping out in my mind about going to Pemalang today to stay at my friend's place but she's pretty busy too. So, don't know where to go yet for holiday...

Probably it won't be a bad idea to rent some movies and have some fun. Or cook, trying new recipes, or maybe make some experiment. I have never burned my kitchen so far..haha. Want to read books but don't have new ones at the moment. Had my friend who went to Jogja (they have more complete books in Jogja) bought some books but she said she didn't bring much money. If only I had known she went there I would have give her the money *sigh*).

Ah well...enjoy your holiday, Nina!

Bahasa terus berkembang dari waktu ke waktu. Kosakata baru terus bermunculan, sedangkan kosakata lama bisa mengalami perubahan atau pergeseran dalam hal maknanya. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berlatar belakang budaya maupun linguistik. Pengaruh dominan faktor-faktor tersebut bersifat relatif seiring perubahan situasi dan waktu.

Salah satu faktor yang dominan pengaruhnya dalam perubahan dan pergeseran makna adalah sebab yang berlatar belakang budaya, terutama adanya penemuan baru dan konsep ilmu pengetahuan yang semakin berkembang. Setiap penemuan baru selalu diberi nama baru, baik dengan menciptakan sendiri, menghidupkan kata lama yang tidak terpakai lagi, menggabung makna yang sudah ada untuk menciptakan makna sendiri, maupun menyerap dari bahasa lain (Parera, 2004:111).

Salah satu teknologi yang terus berkembang sangat pesat adalah teknologi informasi dan komputer. Penemuan dan inovasi dalam bidang ini yang memerlukan penciptaan istilah baru. Banyak penemuan dalam bidang tersebut menggunakan istilah asing terutama bahasa Inggris karena memang penemuan tersebut diciptakan oleh bangsa asing. Kemajuan teknologi bangsa Indonesia jauh terlambat dibandingkan negara lain, sehingga sering kali sulit mencari padanan kata untuk penemuan tersebut dalam bahasa Indonesia. Apabila ada padanan kata dalam bahasa Indonesia, berarti kata tersebut akan mengalami perluasan atau penyempitan. Misalnya pada istilah komputer ”window”. Kata ini dalam bahasa Indonesia diartikan ”jendela”. Jadi kata ’jendela’ bisa meluas untuk menjelaskan tampilan pada aplikasi komputer, tidak hanya seperti pada jendela rumah. Contoh kata ini banyak digunakan, dan dirasa cukup berterima. Contoh kata lain yang masih berhubungan dengan komputer adalah ”mouse”. Dalam bahasa Indonesia kata ini dibakukan menjadi ”tetikus”. Pemerintah juga berperan dalam penentuan standar pembakuan istilah asing ini (panduan pembakuan istilah komputer dapat dilihat pada situs Web http://www.vlsm.org/etc/baku-0.txt). Walaupun demikian, tetap saja masyarakat pengguna bahasa itulah yang akan menentukan apakah akan memakai istilah asing sesuai aslinya maupun istilah terjemahan yang dibuat pemerintah. Peran media maupun literatur (buku-buku bacaan) juga dapat memengaruhi masyarakat untuk menggunakan berbagai istilah tersebut.

Masih banyak lagi faktor yang memengaruhi perubahan makna. Hal ini mungkin akan berpengaruh pula dalam penyusunan kamus kosakata baku bahasa Indonesia.

PS: Ini adalah modifikasi jawaban saya dari soal ujian mata kuliah Semantik beberapa waktu lalu. Open for discussion :).

Crummy Poem

Sendiri duduk di sini
berteman sepi berkawan diri
hanya klik mouse pemecah sunyi
tik-tik keyboard dipermainkan jari
dan nyamuk pun berdenging tiada henti...

Apa gunanya disesali
semua harus dihadapi
mungkin memang harus begini
hari esok pasti lebih berseri...

Hahaa...menurutku puisi ini corny. Buat puisi dalam bahasa Indonesia susah juga ternyata...

My Mom's Lumpia


This is a picture of lumpia. It is a kind of spring roll with bamboo shoot filling. Believe me it is yummy!! My mother cooked that, and i helped her wrap the filling in the pastry.

Ingredients:
2 table spoons of vegetable oil
3 cloves of garlic, crushed
250 g peeled shrimp
500 g bamboo shoot, canned or boiled, julienne cut*
1/2 tea spoon of ground pepper
salt
sugar
2 eggs
1 onion, sliced
spring roll pastry

Instruction:
How to make the filling:
Heat spoons of vegetable oil over medium-high heat in a skillet, saute chopped onion and garlic. Add shrimp. Put the bamboo shoot and spices (salt, sugar, pepper).

Break the eggs into a bowl, then add it to the bamboo shoot mixture. Cook until it is done.

How to wrap the spring roll:
Put one spring roll pastry, add two spoons of filling, wrap it like envelope. Use egg white to stick it.

Final step:
Deep fry the spring rolls until they are golden brown.

At least that is how my mother cooks it.

*A julienne (also called a "matchstick") is a type of cut that makes a long thin strip. It's a good technique to use for vegetables and other ingredients when you want to heighten their presentation. (see more about julienne cut at http://www.ehow.com/how_13876_julienne-vegetables.html)

This is a caricature image of me and my coworkers in the Publishing and Production Department in the company i work for in Jakarta. Mas Sigit, the guy on the left, drew it well i think (you rock, Bro!). I think you know which one i am there :P. Supernina!!

Work Hard, Nina

Deadlines deadlines deadlines!!

Papers I have to submit by the end of this semester:

  • Research Method, due on July 6, 2007
  • Semiotics, July 7, 2007
  • Discourse Analysis, July 23, 2007
  • Psycholinguistics, July 19, 2007
Can't wait for the holiday to come...

Are you nervous when you are about to have a job interview? I am :P. I think many people are too. I have some useful tips from an extra CD of a book called Business Communication I found at work. I will excerpt some for you here :).

The books says being nervous is natural. I think it is true. Further it says that other than public speaking, job interview is one of the most dreaded events in people’s lives. However, you can reduce your fears by following a few suggestions.

  • Practise interviewing as much as you can—especially with real companies. The more interviews you experience, the less nervous you will be.
  • Prepare 110 percent! Know how you will answer the most frequently asked questions. Be ready with success stories. Rehearse your closing statement. One of the best ways to reduce butterflies is to know you have done all you can to be ready for the interview.
  • Take deep breaths, particularly if you feel anxious while waiting for the interviewer. Deep breathing makes you concentrate on something other than the interview and also provides much-needed oxygen.
  • Remember that the interviewer isn’t the only one who is gleaning information. You have come to learn about the job and the organization. In fact, during some parts of the interview, you will be in charge. This should give you courage.
You can add more suggestions if you have any :).

Bon Appetit!

This is my special spaghetti recipe. My sister's fave. I will share it for you guys. You can use your own measure. You can put more sugar if you like it sweet, put chili sauce if you like it hot, whatever. Cooking is about feeling, haha.

Spaghetti ala Nina

Ingredients
spaghetti
a bowl of corn (shredded or canned)
2 sausages, cut round
1/2 cup of finely chopped onion
2 cloves of garlic, crushed
salt
freshly ground pepper
sugar
2 spoons of oregano
5 meatballs, sliced or diced
1 spoon of corn starch
1 cup of tomato paste
5 spoons of tomato ketchup
vegetable oil

Directions
Bring a large pot of salted water to a boil. Add also 2 spoons of vegetable oil. Add the spaghetti and cook until it is al dente, about 10 minutes. Drain and toss the spaghetti.

Heat 2 spoons of vegetable oil
over medium-high heat in a skillet, saute chopped onion and garlic. Put tomato paste and tomato ketchup. Add corn and a cup of water. Cover the skillet for a while and let the mixture boil.

Open the skillet cover, put sausages and meatballs in the mixture, add salt, sugar, pepper, and oregano. Stir thoroughly.

Put corn starch in a bowl, add water to dissolve it. Add this into the sauce mixture and stir thoroughly. The sauce is done.

Place the spaghetti in a serving platter and arrange the sauce on top. Put parmesan or cheddar cheese as you like. Serve immediately.

I don't have the picture right now, but I will try to take some next time I cook this again.





What you see in the video is the sulphuric smoke in Gedong Songo (literally means "nine buildings") temple, Bandungan, Semarang, Indonesia. If you have never been to Gedong Songo yet, that is one of the cool things you can see there. I think the video doesn't look good (I'm an amateur :P), better see the real thing, haha.

Here are some pictures of the temples:



That is a set of Javanese gamelan, one of Indonesia's traditional music instruments. Playing one called gong looks easy, but my prof said that was the hardest one. He said that playing demung or saron, or whatever (I forgot the name) is easier. I thought I would only have to hit it once and wouldn't have to remember the tone and all that, haha. It's not that simple though.

Another Poem

I wrote this in the class. I was really bored that time, haha. I think this one is a silly poem.

I'm in the class now, sitting
Listening to a lecture that is boring
I just want to sing,
but I don't want to break down this building
'Cos my voice is damn terrifying

Saya punya beberapa cerita menarik tentang kesalahan (tidak melulu kesalahan sih) dalam berbahasa asing. They're really hilarious!

Sepupu (anak dari bude) saya dan dua anak yang kos di rumahnya bingung bagaimana mengatakan "kamar mandinya sudah kosong" dalam bahasa Inggris (the room is empty) kepada teman saya dari Amerika. Karena tidak tahu, mereka hampir saja mengucapkan "the room is zero," hahaha. Untung saja mereka diam dan cuma senyum-senyum saja, hahah. Kata sepupu saya, "kamar" bahasa Inggrisnya "the room" dan "kosong", karena tidak tahu, mereka pikir "ah, kosong kan sama dengan nol, nol kan bahasa Inggrisnya "zero," jadi "kamarnya kosong = the room is zero." Haha, coba saat itu Anda ada di sana, pasti tertawa tiada tara. *alah*

Teman Amerika saya membaca koran Suara Merdeka, lalu dia baca headline yang ada kata "anak buah." Dia tanya pada saya, "anak buah? baby fruit"? Lalu saya bilang, anak buah = subordinate. Haha, maklumlah, walaupun sudah tahu sedikit bahasa Indonesia, kalau soal idiom dia belum paham.

Temannya teman saya, juga orang Amerika (tapi sudah pinter bahasa Indonesia), menyebut tempe mendoan "ini tempenya didoankan." Memangnya "mendoan" kata kerja?? Lalu hal ini saya tanyakan ke teman Amerika saya, "Is the word mendoan verb, adjective, or adverb?" dan dia jawab verb karena ada awalan men-. Hahaha...

Satu lagi saya ingat. Ini saya sendiri yang salah, tapi dalam bahasa Jawa. Dulu waktu kelas 3 SD, ada pertanyaan begini: "Andri ... pitike" dengan gambar anak yang memberi makan ayam. Saya jawab "Andri ndulang pitike" (Andri menyuapi ayamnya), padahal seharusnya "Andri makani pitike" (Andri memberi makan ayamnya). Walah, lha wong sampai sekarang saja bahasa Jawa krama saya juga masih berantakan..hehe.

Promosi

Siang tadi di kampung saya terjadi kehebohan. Usut punya usut, ada mobil yang memutar lagu dangdut Jablai dan SMS yang sedang ngetop (lagu yang aneh!), dan di atas mobil itu nangkring seekor nyamuk raksasa. Nyamuk itu tentu saja orang yang memakai kostum nyamuk. Ternyata itu mobil untuk promosi obat nyamuk Baygon. Ada sales yang cuap-cuap menginformasikan bahwa setiap pembelian tiga buah Baygon akan mendapatkan hadiah, seperti payung, toples, dan macam-macam lagi, yang jelas barang yangibu-ibu biasanya suka (ehm, selain barang bapak, tentunya :D).

Langsung saja orang-orang mengerubuti mobil tadi. Di sekitar mobil si nyamuk joget-joget, dikerubuti anak kecil sekampung, sementara para ibu berbondong-bondong membeli Baygon, entah mereka sebenarnya butuh atau tidak, yang penting dapat payung. Ibu-ibu itu mau saja berpanas-panas sambil joget (pake daster lagi!) demi mendapatkan hadiah. Mungkin para salesnya juga usil meminta ibu-ibu itu joget dengan iming-iming payung, haha.

Tampaknya upaya promosi penjualan yang dilakukan produsen Baygon sangat efektif. Dengan langsung terjun (terjun payung kali!) ke konsumen dan membagikan merchandise seperti payung, jam, toples, dan semacamnya, yang notabene disuka ibu-ibu (gratis lagi!), langsung dapat meningkatkan penjualan Baygon. Mungkin produsen lain perlu mencontoh metode ini. Promosi penjualan semacam ini tampaknya cukup murah daripada pasang iklan, karena biaya promosi periklanan itu sendiri sangat mahal, tetapi kurang langsung menyentuh target.

PS: Ibu saya tidak ikut-ikutan beli, sih. Apalagi jogetan, haha!

I Want Those!



Books I really want to have...Introduction to Language (Victoria Fromkin, Robert Rodman, Nina Hyams), and The Religion of Java (Clifford Geertz).. anybody wants to buy them for me??..haha...I would really really appreciate it!

PS: I copied the book images from Amazon.com :P

PS #2: Finally got the "An Introduction to Language". Copied my prof's. Still don't mind receiving the real one, though, hehe.

Tembang Jawa

Jam pitu mlebu sekolah
kaya ngene, wajibe dadi murid
wira-wiri saben esuk
menyang ing pamulangan
durung uwis manawa ta durung lulus
lulus saka pandhadharan
amarga mandheg margi

That was a Javanese tembang (traditional song) taught by my teacher when I was in elementary school. It was pretty hard to translate it literally in English, so I guess I will try to interpret it. It is about a "struggle" of being a student. You go to school every morning and start studying at 7 am. You have to deal with some trials (exams) and if you fail you will struggle even harder. (This is a crappy interpretation, haha)

There are many kinds of Javanese tembang, such as Pangkur, Gambuh, Dhandhanggula, and many more. I think the tembang I cited above is called Pangkur, but I'm not sure. I don’t remember the rules like guru lagu, guru wilangan, etc. I remember another tembang, and this one is called Gambuh (I'm pretty sure with that):

Sekar gambuh ping catur
kang cinatur
polah kang kalantur
tanpa tutur
katula-tula katali
kadaluwarsa katutuh
kapatuh pan dadi awon

I like that tembang, but too bad I don't know what that means. It is such a shame that as a Javanese person I don’t know the meaning of that tembang. I believe it is philosophical. As far as I remember my teacher didn’t tell us the meaning, he just taught us how to sing it. At least, though, in my opinion, that is better than not knowing anything about my own culture. I'm glad I still know those tembangs, though very little.

I don’t know if teachers still teach how to sing Javanese tembang now. Schools (elementary to high schools) have Javanese language as a subject, but I doubt they teach tembang. It is elderly Javanese who are able to sing such tembangs. Younger generation seems to enjoy modern music. I myself like listening American/western music too, although some are degenerating, haha. What about you?

Hello...

Do you need any part-time worker (editor, copy-writer, tutor, English teacher)??...I am quite an experienced editor (also copy-editor)..have been working for a publisher company for more than two years...have proofread books varying from accounting, computer, and economics (that way i know some about those subjects, hehe)...I also have administration experience, but I don't enjoy this work (I'm not that good with numbers and calculations..haha)

If you are interested in hiring me you can ask for my CV and diplomas...just email me...thanks!

Help!

Do you have any idea of what to write for my thesis??...I think i want to write about genre analysis (it is a part of discourse analysis in linguistics)..but i still have no idea for the object and stuff :(

Or if you have experience or have ever written any paper about discourse analysis please let me know...i would really appreciate that..thanks!

Tulisan ini sudah pernah di-upload di situs web teman saya, tapi akan saya posting di blog ini juga. Siapa tahu bermanfaat :) untuk teman-teman penulis.

Ketika membuat suatu tulisan, karangan, ataupun membuat suatu bagian yang lebih sederhana dari karangan yaitu kalimat, kita sering menghadapi banyak persoalan. Salah satunya adalah apakah kalimat yang kita buat itu efektif atau tidak, sehingga pembaca bisa memahami apa yang ingin kita ungkapkan.

Sebelum dapat membuat atau bahkan membetulkan suatu kalimat menjadi efektif, kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu dipakai untuk menyampaikan informasi dari pembicara atau penulis kepada lawan bicara atau pembaca secara tepat. Ketepatan dalam penyampaian informasi akan membuahkan hasil, yaitu adanya kepahaman lawan bicara atau pembaca terhadap isi kalimat atau tuturan yang disampaikan. Lawan bicara atau pembaca tidak akan bisa menjawab, melaksanakan, atau menghayati setiap kalimat atau tuturan itu sebelum mereka dapat memahami benar isi kalimat atau tuturan tersebut.

Berikut akan kita lihat kalimat-kalimat yang tidak efektif dan kita akan mencoba membetulkan kesalahan pada kalimat-kalimat itu. Beberapa jenis kesalahan dalam menyusun kalimat antara lain:

1. Pleonastis

Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu. Contoh-contoh kalimat yang mengandung kesalahan pleonastis antara lain:

· Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.

Kalimat ini seharusnya: Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.

· Kita harus saling tolong-menolong.

Kalimat ini seharusnya: Kita harus saling menolong, atau Kita seharusnya tolong-menolong.

2. Kontaminasi

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:

Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.

Kalimat tersebut akan menjadi lebih efektif apabila akhiran –nya dihilangkan.

Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.

3. Salah pemilihan kata

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:

Saya mengetahui kalau ia kecewa.

Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa.

4. Salah nalar

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:

Bola gagal masuk gawang.

Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.

5. Pengaruh bahasa asing atau daerah (interferensi)

· Bahasa asing

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa asing terlihat pada kalimat berikut:

Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja.

Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat berikut:

I live in Semarang where my mother works.

Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:

Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.

· Bahasa daerah

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa daerah dapat kita lihat pada kalimat berikut:

Anak-anak sudah pada datang.

Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:

Anak-anak sudah datang.

Contoh lain pengaruh bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa, juga dapat kita lihat pada kalimat berikut. Penulis menemukan contoh ini dari sebuah rubrik di tabloid anak-anak Yunior.

Masuknya keluar mana? (Jawa: Mlebune metu endi?)

Kita sebaiknya mengganti kalimat tersebut dengan: Masuknya lewat mana?

6. Kata depan yang tidak perlu

Sering kali kita membuat kalimat yang mengandung kata depan yang tidak perlu seperti pada kalimat berikut:

Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.

Agar menjadi efektif, sebaiknya kita menghilangkan kata depan di, sehingga kalimatnya menjadi:

Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.

Ada beberapa hal yang mengakibatkan suatu tuturan menjadi kurang efektif, antara lain:

1. Kurang padunya kesatuan gagasan.

Setiap tuturan terdiri atas beberapa satuan gramatikal. Agar tuturan itu memiliki kesatuan gagasan, satuan-satuan gramatikalnya harus lengkap dan mendukung satu ide pokoknya. Kita bisa melihat pada contoh berikut:

Program aplikasi MS Word dapat Anda gunakan sebagai pengolah kata. Dengan program ini Anda dapat melakukan berbagai aktivitas perkantoran seperti mengetik surat atau dokumen. MS Word adalah produk peranti lunak keluaran Microsoft.

Kalimat-kalimat pada contoh tersebut tidak mempunyai kesatuan gagasan. Seharusnya setelah diungkapkan gagasan tentang “fungsi MS Word” pada kalimat pertama, diungkapkan gagasan lain yang saling bertautan.

2. Kurang ekonomis pemakaian kata.

Ekonomis dalam berbahasa berarti penghematan pemakaian kata dalam tuturan. Sebaiknya kita menghindari kata yang tidak diperlukan benar dari sudut maknanya, misalnya:

· membicarakan tentang transmigrasi

Seharusnya: membicarakan transmigrasi

· sudah pada tempatnya apabila

Seharusnya: sudah selayaknya apabila

· Depresi ekonomi bukan hanya dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah, tetapi juga dirasakan oleh kelompok elite pribumi.

Seharusnya: Depresi ekonomi dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah dan kelompok elite.

Atau: Depresi ekonomi dirasakan kaum pribumi di semua lapisan.

3. Kurang logis susunan gagasannya.

Tulisan dengan susunan gagasan yang kurang logis dapat kita lihat pada contoh berikut:

Karena zat putih telurnya itulah maka telur dan dagingnya ayam itu sangat bermanfaat untuk tubuh kita. Semua makhluk dalam hidupnya memerlukan zat putih telur, manusia untuk melanjutkan hidupnya perlu akan zat putih telur.

Kita dapat membuat tulisan itu menjadi efektif seperti berikut:

Semua makhluk hidup memerlukan zat putih telur yang berasal dari telur dan daging ayam. Manusia adalah makhluk hidup. Jadi, manusia memerlukan zat putih telur yang berasal dari telur dan daging ayam untuk melanjutkan hidupnya. Dapat dikatakan bahwa telur dan daging ayam sangat bermanfaat bagi tubuh.

4. Pemakaian kata-kata yang kurang sesuai ragam bahasanya.

Pemakaian bahasa tidak baku hendaknya dihindari dalam ragam bahasa keilmuan.

· Penulis menghaturkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Gatot A.S atas bimbingannya dalam menyelesaikan buku ini.

· Sehubungan dengan hal itu Takdir Alisyahbana bilang bahwa hal bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa internasional.

Pemakaian kata menghaturkan dan bilang tidak tepat untuk ragam bahsa keilmuan, sehingga kata-kata tersebut sebaiknya diganti dengan mengucapkan dan mengatakan.

5. Konstruksi yang bermakna ganda.

Suatu kalimat dipandang dari sudut tata bahasanya mungkin tidak salah, namun kadang-kadang mengandung tafsiran ganda (ambigu) sehingga tergolong kalimat yang kurang efektif. Kalimat yang memiliki makna ganda dapat kita lihat pada kalimat-kalimat:

· Istri kopral yang nakal itu membeli sepatu.

Unsur yang nakal itu menerangkan istri atau kopral ? Jika yang dimaksud nakal adalah istri, maka kalimat itu seharusnya menjadi:

Istri yang nakal kopral itu membeli sepatu.

· Penyuluh menerangkan cara beternak ayam baru kepada para petani.

Kata baru pada kalimat itu menerangkan kata ayam atau cara beternak? Jika kata baru menerangkan cara beternak, kalimat itu menjadi lebih baik seperti kalimat berikut:

Penyuluh menerangkan cara baru beternak ayam kepada para petani.

6. Penyusunan kalimat yang kurang cermat.

Penyusunan yang kurang cermat dapat mengakibatkan nalar yang terkandung di dalam kalimat tidak runtut sehingga kalimat menjadi kurang efektif.

Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan ialah untuk mengelola sejumlah manusia memerlukan keprihatinan serta dedikasi yang tangguh.

Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut:

· Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan, yakni pengelolaan sejumlah manusia, memerlukan keprihatinan serta dedikasi yang tangguh.

· Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan ialah pengelolaan sejumlah manusia. Hal ini memerlukan keprihatinan dan dedikasi yang tangguh.

7. Bentuk kata dalam perincian yang tidak sejajar.

Dalam kalimat yang berisi perincian, satuan-satuan dalam perincian itu akan lebih efektif jika diungkapkan dalam bentuk sejajar. Jika dalam suatu kalimat perincian satu diungkapkan dalam bentuk kerja, benda, frasa, maupun kalimat, perincian lainnya juga diungkapkan dalam bentuk kerja, benda, frasa, maupun kalimat juga (sejajar). Contoh kalimat yang perinciannya tidak sejajar:

· Kegiatan penelitian meliputi pengumpulan data, mengklasifikasikan data, dan menganalisis data.

Seharusnya:

Kegiatan penelitian meliputi pengumpulan data, pengklasifikasian data, dan penganalisisan data.

· Dengan penghayatan yang sunguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup bermasyarakat dengan selaras, serasi, dan seimbang.

Seharusnya:

Dengan menghayati secara sunguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup bermasyarakat dengan selaras, serasi, dan seimbang.

Atau:

Dengan penghayatan yang sungguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat hidup bermasyarakat dengan selaras, serasi, dan seimbang.


Dari berbagai sumber.

Newer Posts Older Posts Home