Blogger Template by Blogcrowds.

  1. Bahasa standar

Bahasa standar merupakan bahasa tertulis dan telah mengalami regularisasi dan kodifikasi, misalnya dalam tata bahasa dan dalam kamus. Bahasa standar juga berfungsi sebagai bahasa resmi dan merupakan dialek tertentu yang memiliki kedudukan khusus karena pengaruh sosial, ekonomi dan politik yang membuatnya menjadi prestisius dan berpengaruh. Jadi dengan kata lain, bahasa standar memiliki fungsi yang lebih tinggi (fungsi H) dari ragam bahasa yang digunakan sehari-hari (fungsi L).

Menurut Puttenham, bahasa standar, dalam hal ini bahasa Inggris standar, adalah ragam bahasa yang digunakan oleh Royal Court dan orang-orang yang tinggal di daerah sekitar 60 mil dari London. Di daerah itu, selain Royal Court, juga terdapat universitas Oxford dan Cambridge. Daerah-daerah itulah yang menjadi pusat politik, sosial, dan intelektual, sehingga dialek yang digunakan di daerah itulah yang menjadi dialek standar bahasa Inggris saat ini.

Telah dijelaskan bahwa bahasa standar mengalami kodifikasi. Ada beberapa hal penting mengenai kodifikasi bahasa antara lain:

a. Kodifikasi adalah membuat bahasa memiliki sistem

b. Kodifikasi adalah proses mendeskripsikan bahasa ke dalam tata bahasa dan kamus

c. Kodifikasi biasanya berdasarkan kriteria bahasa yang digunakan anggota masyarakat yang terpelajar dan berkedudukan tinngi

d. Subjek kodifikasi adalah ragam bahasa tertentu yang telah memiliki kedudukan khusus karena pengaruh sosial, ekonomi, dan politik.

Setiap ragam bahasa bisa menjadi bahasa standar jika bahasa itu tertulis, dikodifikasikan, prestisius, digunakan oleh orang-orang yang berpengaruh dan memiliki fungsi tinggi (fungsi H). Jika suatu ragam bahasa dianggap prestisius, bahasa itu akan cepat menyebar ke masyarakat luas. Bahasa standar ini dapat menjadi alat komunikasi antar wilayah yang memiliki bahasa yang berbeda (bahasa daerah). Contoh bahasa standar adalah bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa resmi masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia telah mengalami standardisasi serta memiliki fungsi yang lebih tinggi.

  1. Lingua franca

Lingua franca adalah sebuah sistem linguistik yang digunakan sebagai alat komunikasi sementara oleh para partisipan yang mempunyai bahasa ibu yang berbeda. Seperti halnya bahasa Latin yang dahulu merupakan lingua franca bagi bangsa-bangsa di Eropa, bahasa Melayu pernah menjadi lingua franca bagi suku-suku bangsa yang ada di wilayah nusantara. Baik bangsa-bangsa di Eropa maupun suku-suku bangsa di Indonesia itu mempunyai bahasa vernakular yang berbeda, jadi untuk komunikasi antarbangsa dan antarsuku bangsa diperlukan sebuah bahasa yang menjadi lingua franca.

Berdasarkan sejarah, istilah lingua franca (dalam bahasa Italia berarti “bahasa Frankish”), atau sabir (“mengetahui”/to know”) pada mulanya adalah bahasa pidgin yang digunakan di daerah Mediterania pada sekitar awal abad ke-14 dan masih digunakan pada abad ke-20. Bahasa ini sekarang telah punah, tetapi masih mempunyai basis yaitu bahasa Italia dengan campuran bahasa Spanyol, Yunani, Prancis, dan Arab. Penyebutan bahasa itu sebagai bahasa Franks adalah karena orang-orang Arab pada jaman pertengahan menyebut orang-orang Eropa Barat dengan sebutan “Franks.”

Pemilihan suatu bahasa menjadi lingua franca adalah berdasarkan adanya kesalingpahaman antara sesama mereka. Di beberapa negara, lingua franca yang paling banyak digunakan adalah bahasa resmi atau bahasa nasional negara tersebut. Bahasa Indonesia/Melayu/Malaysia masih menjadi lingua franca di kawasan Asia Tenggara. Bahasa Inggris di India dan di Filipina yang diangkat secara politis menjadi bahasa resmi kenegaraan adalah juga karena bahasa Inggris itu telah menjadi lingua franca di kedua negara itu.

Suatu lingua franca sering berkembang karena adanya hubungan perdagangan. Misalnya di Afrika Barat, bahasa Hausa dipelajari sebagai bahasa kedua dan digunakan di hampir setiap pasar/tempat perdagangan. Bahasa Swahili di Afrika Timur adalah bahasa perdagangan yang paling sering digunakan hingga membuat Tanzania memilih bahasa itu sebagai bahasa nasional mereka.

Karena dasar pemilihan lingua franca adalah saling pengertian antara para penggunanya, maka bahasa apa pun, termasuk pidgin atau creole dapat mejadi sebuah lingua franca.
(bersambung)

0 Comments:

Post a Comment



Newer Post Older Post Home